Aksi Tolak BBM Naik Ricuh, HMI Cabang Bengkulu Kecam Tindakan Represif Aparat

118

Keyasa.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu menggelar aksi tolak rencana menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, di depan gedung DPRD Provinsi Bengkulu, (31/08) kemarin.

Aksi yang digelar secara damai dan kondusif akhirnya memanas dan terjadi bentrok antar mahasiswa dan aparat kepolisian, sehingga 4 orang mahasiswa islam harus mendapatkan luka serius di beberapa bagian anggota tubuh mereka, serta terdapat 1 orang mahasiswa yang luka cukup serius dan harus di larikan ke rumah sakit bhayangkara dengan menggunakan ambulan kepolisian.

Adapun mahasiswa yang menjadi korban tersebut: Aldi HMI Komisariat Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu terluka di bagian dada dan dibeberapa bagian tubuh terdapat lebam dan memar, Handi Pratama HMI Komisariat Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno Bengkulu dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara dan mendapatkan 4 jahitan di kepala.

Sedangkan Fauzan Azima HMI Komisariat Syariah Universitas Islam Negeri Bengkulu mendapatkan 1 jahitan di kepala akibat didorong oleh aparat berseragam preman, serta Fadil HMI Komisariat Pertanian Universitas Bengkulu luka memar dibagian dada dan beberapa anggota tubuh akibat di refresi aparat.

Dijelaskan oleh Kordinator Lapangan (Korlap) Rafindo Hasan aksi yang digelar HMI Cabang Bengkulu adalah aksi menolak kenaikan harga BBM yang diawali oleh long march dari Taman Budaya Bengkulu hingga depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu yang mana awalnya berjalan dengan damai dan kondusif ternyata refresifitaslah yang kami terima dan ini sangat kami sayangkan atas tindakan brutal yang dilakukan oleh pihak pelindung dan pengayom.

“Awalnya kita datang dengan secara damai dan kondusif serta menyampaikan aspirasi masyarakat atas kelangkaan dan kenaikan harga BBM bersubsidi hingga pada akhirnya, aparat berpakaian preman memprovokasi dengan cara melakukan tindakan agresif terhadap kami yang diluar pagar sehingga menyulut kemarahan kader kader yang lain, kemudian kami diberikan izin masuk oleh anggota DPRD tapi ketika sampai pada depan pintu masuk kami langsung dihlangi oleh aparat dan mengakibatkan kericuhan yang tak bisa dihindari lagi sehingga 4 orang kader Himpunan Mahasiswa Islam menjadi korban atas kericuhan tersebut” Ungkapnya. Rls

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini