
Keyasa.com – Video yang berdurasi 45 detik memperlihatkan aksi nekat para pelajar dan warga Desa simpang Kecamatan Seluma Utara Kabupaten Seluma,Bengkulu seberangi jembatan rusak jadi perhatian publik hingga mendapatkan sorotan dari Kementrian PUPR.
Simpang siur muncul narasi para pejabat dimulai dari Bupati, Dewan hingga Pejabat Instansi terkait soal pembangunan jembatan tersebut sehingga seperti bahan cari panggung menjelang tahun politik 2024 mendatang.
Salah seorang Pemuda Desa Simpang Tomi Agusten mengatakan, sejatinya masyarakat tidak akan perduli dengan sekelumit persoalan Birokrasi dan Administrasi, siapa saja yang melakukan pembangunan jembatan ini tidak ada masalahnya namun sebagai masyarakat berhak meminta bangunan infrastruktur yang layak bagi kehidupan.
“Alasan kami membayar pajak itu agar dapat menikmati pembangunan jalan dan jembatan yang layak dari para pemangku kebijakan dan pemerintah daerah,” tegas Tomi.
Sangat disyangkan lanjut Tomi, jika pembangunanan jembatan di Desa Simpang bakal dijadikan momentum politik menjelang Pemilu dan Pilkada 2024, mendatang. Kesakitan dan penderitaan masyarakat Desa Simpang ini sudah mencapai puluhan tahun sehingga tidak patut kalau mementum ini dijadikan kepentingan politik belaka.
“Jangan jadikan bahan pembangun Jembatan ini karena sudah viral dijadikan bahan politik menjelang jelang Pemilu dan Pilkada 2024 nanti. Dan hanya jadi pertarungan kepentingan politik Semata sehingga kepentingan masyarakat terabaikan. Kami tidak mengharapkan itu terjadi,” pungkas Tomi (***).